Oleh: Fatimah Ibtisam
1. (Tetap) Belajar dari
rumah
Intinya, apa yang kita lakukan selama beberapa
bulan terakhir berlanjut hingga tahun ajaran baru mendatang. Yup, school
from home atau belajar di rumah. Di satu sisi hal ini telah dijalankan
selama beberapa bulan terakhir, sehingga siswa, guru, pihak sekolah, serta
pemerintah (Departemen Pendidikan) tinggal meneruskan yang ada.
Tentu saja ini akan merepotkan terutama bagi
siswa baru. Bayangin, pertama kali masuk SMA, ada teman baru, guru baru,
dan semua serba baru, tapi nggak bisa menginjakkan kaki di sekolah. Untuk
sementara, anggap aja, kamu lagi home schooling atau belajar jarak
jauh.
Di sisi lain, penerapan belajar di rumah selama
ini juga masih banyak PR-nya. Antara lain, nggak semua sekolah dan pelajar
memiliki akses internet yang memadai dan kemampuan melakukan pembelajaran jarak
jauh yang efektif. Masih banyak yang nggak memiliki gadget, bahkan listrik
pun minim. Masih banyak pula guru yang kesulitan memberikan pengajaran dan
mengevaluasi siswa dari jarak jauh.
Trus, kontrol diri mesti gede banget. Untuk
pelajar, misalnya, sudah tersedia berbagai aplikasi belajar gratis, dan materi
pelajaran di TVRI. Tapi seberapa banyak dari kita yang rutin menyimak tayangan
pelajaran dan menggunakan aplikasi belajar tersebut?
2. Back to
school dengan jaga jarak
Bila pemerintah menilai situasi sudah cukup aman,
maka bisa jadi siswa dan mahasiswa akan kembali masuk sekolah. Namun protokol
pencegahan seperti jaga jarak, memakai masker, mengurangi jumlah siswa dalam
satu ruangan akan diterapkann. Jam sekolah dan kegiatan ekstra sementara akan
dipangkas, digantikan kegiatan dari rumah atau yang nggak melibatkan banyak
orang. MOS, pentas seni, pertandingan antarsekolah untuk sementara ditiadakan.
Jika langkah yang dipilih seperti ini kamu akan
bisa ketemu teman teman dan (akhirnya) ke luar rumah. Tapi kegiatan dan
interaksinya memang serba dibatasi.
3. Tahun ajaran baru
diundur hingga awal 2021
Sempat beredar wacana penundaan tahun ajaran baru
hingga awal tahun 2021 mendatang. Jika dilakukan, pasti akan mengubah seluruh
skema dan jadwal pendidikan di Indonesia. Lalu apakah hingga akhir tahun siswa
akan libur panjang? Atau tetap belajar dari rumah, meskipun belum memasuki
tahun ajaran baru? Selain itu, perlu dipertimbangkan juga pembiayaannya,
terutama di sekolah swasta.
Sebagai gambaran, penundaan tahun ajaran baru
pernah dilakukan di Indonesia pada tahun 1979. Yup, sebelumnya tahun ajaran
baru dimulai Januari, namun Daoed Joesoef, Menteri
Pendidikan di kala itu memutuskan untuk mengubah awal tahun ajaran baru menjadi
pertengahan tahun alias Juli. Maka kelulusan dan kenaikan kelas yang semula
dijadwalkan Desember/Januari diundur menjadi Juni/Juli.
Namun skenario ini tampaknya tidak dipilih. Sebab
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan sejauh ini tetap berkeinginan memulai
tahun ajaran baru pada pertengahan Juli mendatang.
4. Antara skenario 1 dan
2
Walau sinyal pemerintah untuk memulai tahun
ajaran baru 2020/2021 sudah semakin jelas, namun belum pasti sekolah akan
segera dibuka untuk siswanya. Belajar di sekolah seperti sediakala memungkinkan
jika situasi pandemi mereda.
Kemungkinan beberapa daerah akan tetap belajar
dari rumah, sedangkan daerah yang aman akan membuka sekolah. Skenario 1 dan 2
pun berlaku sesuai kebijakan daerah dan juga sekolah.
***
Kita sedang berada di masa yang tak biasa. Apapun
nanti skenario tahun ajaran baru yang ditetapkan, semoga kamu tetap semangat
untuk belajar.
Sumber: rencanamu.id
0 comments:
Posting Komentar